ASPD - YOGJAKARTA
APA ITU ASPD ?
Pengertian ASPD, Fungsi dan Penjelasannya
ASDP merupakan instrumen pengukur yang digunakan melihat kemampuan akademis peserta didik di tingkat akhir SD/MI/Sederajat dan SMP/Mts/Sederajat.
Pengukuran tersebut dilakukan secara akademis dengan materi meliputi Literasi Membaca, Literasi Numerasi, dan Literasi Sains.
Keikutsertaan dalam ASPD bersifat pilihan bagi setiap individu siswa tingkat akhir SD/MI/Sederajat dan SMP/Mts/Sederajat. Namun, nilai ASDP berperan 55 persen dalam nilai gabungan yang digunakan untuk seleksi PPDB.
ASPD - YOGJAKARTA
Mencapai Potensi Optimal Siswa dalam Asesmen Standarisasi Pendidikan Daerah (ASPD) dengan Sistem Pendidikan Individu (SPI)
Disusun oleh : Ramona Dessiatri, S.S.
Setiap orang tua selalu mengharapkan pendidikan yang terbaik untuk anaknya. Pemerintah pun telah melakukan berbagai macam upaya dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Ketetapan terbaru pemerintah adalah penerapan Kurikulum Merdeka. Kurikulum Merdeka adalah kurikulum yang memiliki tujuan untuk mengasah minat dan bakat anak sejak dini dengan berfokus pada materi esensial, pengembangan karakter, dan kompetensi peserta didik. Inti dari kurikulum merdeka bertujuan agar siswa dapat mendalami minat dan bakat masing – masing. Bagaimana peserta didik dapat mengetahui minat dan bakatnya sendiri dan bagaimana sekolah dapat membantu siswa menemukan minat dan bakatnya, yaitu dengan melakukan pendekatan pada setiap individu. Namun, penerapan kurikulum merdeka masih menimbulkan berbagai pro dan kontra bagi beberapa daerah di Indonesia.
Dari penerapan Merdeka Belajar ini, pemerintah memutuskan untuk menghapus Ujian Nasional pada tahun 2021. Penghapusan UN dianggap kurang efektif untuk beberapa daerah di Indonesia termasuk Daerah Istimewa Yogyakarta. Maka dari itu, Dinas Pendidikan dan Olahraga Daerah Istimewa Yogyakarta menerapkan ASPD.
Asesmen Standardisasi Pendidikan Daerah (ASPD) adalah salah satu instrumen pengukuran yang digunakan untuk melihat kemampuan akademis peserta didik pada tingkat Akhir jenjang SD/MI sederajat dan SMP/MTs sederajat. Dikutip dari website SMP Muhammadiyah 3 Yogyakarta, Penghapusan Ujian Nasional menyebabkan tidak ada standar pemetaan mutu pendidikan di Daerah Istimewa Yogyakarta. Berdasarkan kondisi tersebut, Dinas Pendidikan DIY, menggagas pelaksanaan Asesmen Standarisasi Pendidikan Daerah (ASPD) bersama Dinas Pendidikan Kabupaten/ Kota. Merujuk dari berita Regional Kompas, Didik Wardaya selaku Kepala Dinas Pendidikan dan Olahraga DIY mengatakan, “Letak geografis sekolah di DIY tak merata, sehingga tidak akan efektif jika menggunakan sistem zonasi. Itulah kenapa ASPD diperlukan. Daya tampung untuk SMA dan SMK di DIY juga sangat terbatas dibandingkan dengan lulusan setiap tahunnya.”
ASPD memang tidak menentukan kelulusan siswa, tetapi ASPD merupakan salah satu komponen dalam perhitunngan Nilai Gabungan (55%) dalam seleksi PPBD. Hal ini digunakan karena stadarisasi nilai rapor tiap sekolah berbeda-beda. ASPD diadakan sebagai peta mutu standar pendidikan.
Walau identitasnya sebagai pengganti UN, dimana UN merupakan bagian dari Kurikulum 2013, ASPD tetap menetapkan tipe soal-soal berbasis literasi sesuai ketetapan dalam Merdeka Belajar. Mengutip dari website Direktorat Guru Pendidikan Dasar Kemdikbud, pengertian literasi tidak hanya sebatas melek huruf yaitu bisa menulis dan membaca saja. Soal-soal berbasis literasi mengedepankan ragam bentuk teks mulai dari infografis, tabel, diagram dan teks cerita. Kegiatan literasi pada fase pembelajaran bertujuan mengembangkan kemampuan memahami teks dan mengaitkannya dengan pengalaman pribadi, berpikir kritis, dan mengolah kemampuan komunikasi secara kreatif melalui kegiatan menanggapi teks buku pengayaan dan buku pelajaran.
Aspek-aspek dalam pembelajaran literasi dapat dioptimalkan dalam diri siswa dengan berbagai macam cara. Salah satu cara paling efektif untuk mengoptimalkannya adalah dengan pembelajaran menggunakan Sistem Pendekatan Individu (SPI). Sistem pendekatan individu (SPI) adalah pendekatan pembelajaran dengan memperhatikan potensi, kemampuan kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), psikomotor (keterampilan) dan kebutuhan peserta didik. Pendekatan yang berpusat pada siswa dan melibatkan ikatan antara guru dan siswa dalam prosesnya.
Adanya keyakinan pada setiap peserta didik itu unik dan berbeda satu sama lain menciptakan hadirnya Sistem Pendekatan Individu. Setiap perbedaan dalam diri peserta didik akan menuntut kebutuhan yang berbeda pula. Dikutip dari laman web Bimbel Tridaya, tujuan dari penerapan Sistem Pendekatan Individu dalam pembelajaran adalah pencapaian perkembangan secara optimal mulai dari aspek kognitif, sikap dan keterampilan peserta didik. Kunci atau dasar SPI yang pertama adalah bekerja dengan sepenuh hati, artinya pendidik dapat mencurahkan potensi mengajar nya di kelas dengan gaya dan karakter masing – masing, kunci yang kedua adalah konsultasi, orang tua harus mengetahui apa yang terjadi saat pembelajaran dan bagaimana tindak lanjut nya. Dengan mengkomunikasikan proses belajar siswa, kemudian evaluasi yang diberikan pada siswa seperti apa, akan memudahkan ketika menghubungkan prestasi di tridaya dengan prestasi siswa di sekolah, sehingga siswa dan orang tua menyadari bagaimana kemampuan anak tersebut untuk nantinya diberikan treatmen berupa remedial atau pengayaan agar prestasi nya optimal dan memenuhi harapan keduanya. Benang merah SPI adalah fokus pada kemampuan, minimalkan kekurangan dan fokus pada target prestasi siswa dan orang tua. Kemudian berstrategi untuk dapat mencapai target tersebut.
Dengan SPI, tutor dapat dengan mudah memetakan kebutuhan setiap siswa. Dalam ASPD, terdapat pemetaan materi-materi yang cukup beragam. Misalnya, untuk jenjang SMP kelas 9, materi yang masuk kedalam ASPD tidak hanya materi kelas 9 saja melainkan juga beberapa materi dari kelas bawah. Dengan adanya penggunaan Sistem Pendekatan Individu, tutor dapat mengetahui keperluan setiap siswa dengan memperhatikan cakupan materi dalam soal.
Dalam penerapannya di Bimbel Tridaya, Sistem Pendekatan Individu tidak hanya menuntut salah satu pihak atau interaksi antar dua pihak saja, namun adanya dukungan dari pihak-pihak lain sangat dibutuhkan dalam tercapainya perubahan perilaku belajar. Pihak lain dalam hal ini adalah orang tua. Kerja sama yang terjalin antara tutor dan pihak orang tua diharapkan dapat memaksimalkan pencapaian pembelajaran peserta didik sesuai target yang ingin dicapai. Salah satu contoh penerapan kerja sama antara tutor dengan orang tua di Bimbel Tridaya adalah adanya penetapan jadwal belajar anak. Saat melakukan konsultasi, tutor dan orang tua dapat menentukan jadwal belajar anak saat dirumah. Tutor dapat menyediakan soal tambahan, kemudian mengirimkan kepada siswa, sedangkan orang tua dapat memantau pembelajaran anak di rumah
Dengan ini dapat disimpulkan bahwa Sistem Pendekatan Individu yang meyakini dan menyediakan layanan berdasarkan kebutuhan siswa dapat membantu siswa mencapai potensi optimal mereka dalam ASPD. Keragaman materi dan variasi soal dalam ASPD membutuhkan adanya penanganan khusus agar siswa mampu mendapatkan hasil terbaik. Walaupun bukan penentu kelulusan, nilai ASPD dapat dikatakan cukup krusial karna digunakan sebagai salah satu komponen penilaian dalam PPDB.
Referensi:
Website resmi SMP Muhammadiyah 3 Yogyakarta, Mengenal Lebih Dekat Asesmen Standar Pendidikan Daerah (ASPD), 09 Maret 2021.
https://www.smpmugayogya.sch.id/read/242/mengenal-lebih-dekat-asesmen-standar-pendidikan-daerah-aspd
Regional Kompas.com, Ini Alasan Disdikpora DIY Masih Gunakan Nilai ASPD untuk Seleksi PPDB, 3 Juni 2023.
Website resmi Guru Pendidikan Dasar Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia, Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Literasi, 24 April 2019.
https://gurudikdas.kemdikbud.go.id/news/Pelaksanaan-Pembelajaran-Berbasis-Literasi